Siapa yang tidak mengenal jamur ? pastinya sudah mengenal bukan ? ya karena mungkin sudah kita pelajari di sekolah – sekolah, atau sering kita jumpai di sekitar rumah kita. Atau bahkan kita pernah memakannya, yups .. ! karena rasanya yang sangat nikmat bahkan untuk jenis – jenis tertentu menjadi salah satu menu di restoran – restoran ternama. Ehmm.. jadi pengen makan jamur nih,, Ketenaran jamur tidak hanya di Indonesia tp orang di seluruh dunia pun sudah banyak mengakui kenikmatnya. Tp pernahkah anda membayangkan bagaimana jamur itu di budidayakan ? Bagi anda yang ingin tahu bagaimana cara membudidayakan jamur, saya akan memberitahu bagaimana teknik pembudidayaannya. Namun di postingan kali ini saya akan fokus kepada budidaya Jamur Shitake. Dan sebelum saya jelaskan tekniknya alangkah lebih baik kita ketahui terlebih dahulu mengenai jamur shitake itu sendiri.
Jamur Shiitake dengan nama ilmiah(Lentinula edodes) atau jamur hioko dan sering ditulis sebagai jamur shitake adalah jamur pangan asal Asia Timur yang terkenal di seluruh dunia dengan nama aslinya dalam bahasa Jepang. Shiitake secara harafiah berarti jamur dari pohon shii (Castanopsis cuspidata) karena batang pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shiitake.
Spesies ini dulunya pernah dikenal sebagai Lentinus edodes. Ahli botani Inggris bernama Miles Joseph Berkeley menamakan spesies ini sebagai Agaricus edodes pada tahun 1878.
Shiitake banyak dibudidayakan di Tiongkok, Korea dan Jepang dan bisa dijumpai di alam bebas di daerah pegunungan di Asia Tenggara.
Shiitake dalam bahasa Tionghoa disebut xiānggū (Hanzi: "jamur harum"), sedangkan yang berkualitas tinggi dengan payung yang lebih tebal disebut dōnggū (Hanzi, "jamur musim dingin") atau huāgū ("jamur bunga") karena pada bagian atas permukaan payung terdapat motif retak-retak seperti seperti mekar.
Di Indonesia kadang-kadang dinamakan jamur jengkol, karena bentuk dan aromanya seperti jengkol walaupun bagi sebagian orang rasa jamur ini seperti rasa petai.
Jamur Shiitake dengan nama ilmiah(Lentinula edodes) atau jamur hioko dan sering ditulis sebagai jamur shitake adalah jamur pangan asal Asia Timur yang terkenal di seluruh dunia dengan nama aslinya dalam bahasa Jepang. Shiitake secara harafiah berarti jamur dari pohon shii (Castanopsis cuspidata) karena batang pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shiitake.
Spesies ini dulunya pernah dikenal sebagai Lentinus edodes. Ahli botani Inggris bernama Miles Joseph Berkeley menamakan spesies ini sebagai Agaricus edodes pada tahun 1878.
Shiitake banyak dibudidayakan di Tiongkok, Korea dan Jepang dan bisa dijumpai di alam bebas di daerah pegunungan di Asia Tenggara.
Shiitake dalam bahasa Tionghoa disebut xiānggū (Hanzi: "jamur harum"), sedangkan yang berkualitas tinggi dengan payung yang lebih tebal disebut dōnggū (Hanzi, "jamur musim dingin") atau huāgū ("jamur bunga") karena pada bagian atas permukaan payung terdapat motif retak-retak seperti seperti mekar.
Di Indonesia kadang-kadang dinamakan jamur jengkol, karena bentuk dan aromanya seperti jengkol walaupun bagi sebagian orang rasa jamur ini seperti rasa petai.